LARUTAN
1. Sifat Dasar
Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena
susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya
begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.Fase larutan dapat berwujud
gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya
perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut,
larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent)
dan zat terlarut (solute). Pada bagian ini dibahas larutan cair. Pelarut cair
umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter,
dan alkohol.
2. Kelarutan
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa
molekul gula. Jika kristal gula itu dimasukkan ke dalam air, maka
molekul-molekul gula akan memisah dari permukaan kristal gula menuju ke dalam
air (disebut melarut). Molekul gula itu bergerak secara acak seperti gerakan
molekul air, sehingga pada suatu saat dapat menumbuk permukaan kristal gula
atau molekul gula yang lain. Sebagian molekul gula akan terikat kembali dengan
kristalnya atau saling bergabung dengan molekul gula yang lain sehingga kembali
membentuk kristal (mengkristal ulang). Jika laju pelarutan gula sama dengan
laju pengkristalan ulang, maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh.
Kristal gula + air
⇔
larutan gula
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut
dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara solute yang
terlarut dan yang tak terlarut. Banyaknya solute yang melarut dalam pelarut
yang banyaknya tertentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut
kelarutan (solubility) zat itu. Kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram zat
terlarut per 100 mL pelarut, atau per 100 gram pelarut pada temperatur yang tertentu.
Jika kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut, maka zat itu dikatakan
tak larut (insoluble). Jika jumlah solute yang terlarut kurang dari
kelarutannya, maka larutannya disebut tak jenuh (unsaturated). Larutan tak
jenuh lebih encer (kurang pekat) dibandingkan dengan larutan jenuh. Jika jumlah
solute yang terlarut lebih banyak dari kelarutannya, maka larutannya disebut
lewat jenuh (supersaturated). Larutan lewat jenuh lebih pekat daripada larutan
jenuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis
zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan tekanan.
a. Pengaruh Jenis Zat
pada Kelarutan
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat
saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda
umumnya kurang dapat saling bercampur (like dissolves like). Senyawa yang
bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar
akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya alkohol dan air bercampur
sempurna (completely miscible), air dan eter bercampur sebagian (partially
miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely immiscible).
b. Pengaruh
Temperatur pada Kelarutan
Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih
tinggi. Misalnya jika air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang
keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi
berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang
lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada
temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada larutan
jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan kembali.
Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat
eksoterm. Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier
(Henri Louis Le Chatelier: 1850-1936)
kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat
endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya
jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang
lebih tinggi.
c. Pengaruh tekanan
pada kelarutan
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat
cair atau padat. Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan NaCl
sekitar 2,3 % dan NH4Cl sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding dengan tekanan
partial gas itu. Menurut hukum Henry
(William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah
tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan
oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan
itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika
tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang
bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH3 dalam air.
3. Konsentrasi
Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam
sejumlah tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam %
(persen) atau ppm (part per million) =
bpj (bagian per juta). Dalam kimia, konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar (M),
molal (m) atau normal (N).
4. Daya Hantar
Listrik Larutan
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat bersifat
elektrolit atau nonelektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan yang bersifat elektrolit. Larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat nonelektrolit. Pada
larutan elektrolit, yang menghantarkan arus listrik adalah ion-ion yang terdapat
di dalam larutan tersebut. Pada elektroda negatif (katoda) ion positip
menangkap elektron (terjadi reaksi reduksi), sedangkan pada elektroda positip
(anoda) ion negatif melepaskan elektron (terjadi reaksi oksidasi). Jika di
dalam larutan tidak terdapat ion, maka larutan tersebut tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Senyawa elektrolit adalah senyawa yang jika dilarutkan ke
dalam air akan terion (atau terionisasi). Senyawa elektrolit dapat dibedakan
menjadi senyawa elektrolit kuat dan senyawa elektrolit lemah. Senyawa
elektrolit kuat adalah senyawa yang di dalam air terion sempurna atau mendekati
sempurna, sehingga senyawa tersebut semuanya atau hampir semua berubah menjadi
ion. Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit kuat adalah:
a. Asam kuat, contohnya: HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HCLO4
b. Basa kuat, contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2
c. Garam, contohnya: NaCl, KCl, MgCl2, KNO3, MgSO4
Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit kuat
adalah ion-ion yang bergabung dengan molekul air, sehingga larutan tersebut
daya hantar listriknya kuat. Hal ini disebabkan karena tidak ada molekul atau
partikel lain yang menghalangi gerakan ion-ion untuk menghantarkan arus
listrik, sementara molekul-molekul air adalah sebagai media untuk pergerakan
ion. Misalnya HCl dilarutkan ke dalam air, maka semua HCl akan bereaksi dengan
air dan berubah menjadi ion-ion dengan persamaan reaksi berikut:
HCl (g) + H2O ( l ) →
H3O+(aq) + Cl− (aq)
Reaksi ini biasa dituliskan:
HCl (aq) → H+(aq) + Cl−
(aq)
Senyawa elektrolit lemah adalah senyawa yang di dalam air
terion sebagian atau senyawa tersebut hanya sebagian saja yang berubah menjadi
ion dan sebagian yang lainnya masih sebagai molekul senyawa yang terlarut.
Larutan yang terbentuk daya hantar listriknya lemah atau kurang kuat karena
molekul-molekul senyawa (yang tidak terion) dalam larutan tidak dapat
menghantarkan listrik, sehingga menghalangi ion-ion yang akan menghantarkan listrik.
Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit lemah adalah:
a. Asam lemah, contohnya: HF, H2S, HCN, H2CO3, HCOOH,
CH3COOH
b. Basa lemah, contohnya: Fe(OH)3 , Cu(OH)2 , NH3, N2H4,
CH3NH2, (CH3)2NH
Misalnya CH3COOH dilarutkan ke dalam air, maka sebagian
CH3COOH akan terion dengan persamaan reaksi seperti berikut:
CH3COOH (s) + H2O ( l ) →
H3O+ (aq) + CH3COO− (aq)
CH3COOH yang terion reaksinya biasa dituliskan:
CH3COOH (aq) → H+ (aq) +
CH3COO− (aq)
Ion-ion yang telah terbentuk sebagian bereaksi kembali
membentuk CH3COOH, sehingga dikatakan CH3COOH yang terion hanya sebagian.
Reaksinya dapat dituliskan:
CH3COOH (aq) ⇔ H+ (aq) +
CH3COO− (aq)
Partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah
molekul-molekul senyawa CH3COOH yang terlarut dan ion-ion H+ dan CH3COO−.
Molekul senyawa CH3COOH tidakdapat menghantarkan arus listrik, sehinggga akan
menjadi penghambat bagi ion-ion H+ dan CH3COO− untuk menghantarkan arus
listrik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa larutan elektrolit lemah daya
hantar listriknya kurang kuat.
Senyawa nonelektrolit adalah senyawa yang di dalam air tidak
terion, sehingga partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah
molekul-molekul senyawa yang terlarut. Dalam larutan tidak terdapat ion,
sehingga larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Kecuali asam
atau basa, senyawa kovalen adalah senyawa nonelektrolit, contohnya:
C6H12O6, CO(NH2)2, CH4, C3H8, C13H10O.
5. Sifat Koligatif Larutan Non-elektrolit
Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya.
Terdapat empat sifat fisika yang penting yang besarnya bergantung pada
banyaknya partikel zat terlarut tetapi tidak bergantung pada jenis zat
terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal dengan sifat koligatif larutan. Sifat
ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah partikel zat terlarut. Sifat
koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan
osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan
titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih
pelarut murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut.
Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan
larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer.
Untuk mendapatkan materi lengkap Larutan dan sifat kologatif larutan download disini
Untuk mendapatkan materi lengkap Larutan dan sifat kologatif larutan download disini
ARTIKEL TERKAIT:
Kimia Dasar
- Materi Persentasi Kimia
- Termodinamika
- Wujud Zat
- Ikatan Kimia
- Lahirnya teori atom
- Kumpulan Animasi Kimia untuk SMA
- Buku Gratis: Kimia Untuk SMA Kelas XII
- Buku Gratis :Kimia Untuk SMA Kelas XI
- Buku Gratis: Kimia Untuk SMA Kelas X
- Buku Gratis: Kimia Untuk SMK
- Kimia Dasar 2
- Redoks dan Elektrokimia
- Struktur Atom
- Stoikiometri
- Buku Ajar kimia Dasar
- Hubungan tingkat keasaman dengan pH
Larutan
Materi Kuliah
- Materi Persentasi Kimia
- Termodinamika
- Wujud Zat
- Ikatan Kimia
- Lahirnya teori atom
- Macam-macam metode pembuatan VCO
- Makalah molekuler membran
- Buku Gratis : Handout Anorganik 2
- ANALISA PROTEIN DALAM AIR REBUSAN BERAS SEBAGAI MINUMAN PENGGANTI SUSU
- Makalah Karbohidrat
- Makalah Protein Sel Tunggal (PST)
- Makalah Asam Lemak Cis dan Trans
- Makalah Ekstraksi [Pemisahan Kimia]
- Makalah Golongan VII A
- Makalah Golongan VI B
- Makalah Golongan VI A
- Makalah Golongan V A
- Makalah Golongan III B
- Makalah Lantanida
- Kumpulan Animasi Kimia untuk SMA
- Kumpulan Materi Kimia Lingkungan
- Kimia Dasar 2
- Kumpulan materi Biokimia
- A-Y Reaction
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentarnya