Judul Percobaan: Laju Reaksi
Tanggal Percobaan: 7 April 2012
Tujuan Percobaan: Mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Dasar Teori
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerus seiring dengan perubahan konsentrasi. (Chang, 2005)
Laju (atau kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi persatuan waktu. (Petrucci, 1987) Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah pelarut. Semakin banyak zat terlarut, maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. suatu larutan dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsentrasi tinggi, memungkinkan tumbukan yang terjadi akan lebih banyak, sehingga membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan lebih cepat terbentuk.
Suhu. Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihi energi aktivasi. Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan diharapkan hal tersebut sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia. (Petrucci, 1987)
Luas permukaan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakin kecil luas permukaan, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi semakin lambat. Begitupun sebaliknya. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kimia secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi, dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya, membuat lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedkit. (Oxtoby, 2001)
Alat dan Bahan
Alat:
· Tabung reaksi 6 buah
· Kaki tiga 1 buah
· Rak tabung reaksi 3 buah
· Penjepit tabung reaksi 1 buah
· Gelas ukur 6 buah
· Gelas kimia 6 buah
· Pipet tetes 5 buah
· Spatula 1 buah
· Statif dan ring 1 buah
· Pembakar spirtus 1 buah
· Neraca O-hauss 1 buah
· Batang pengaduk 1 buah
· Kawaat kasa 1 buah
· Thermometer 1 buah
· Lumpang dan alu 1 buah
· Stopwatch 1 buah
Bahan:
· Pita magnesium 4 buah
· HCl 0,5M; 1M; 2M; DAN 3M
· HCl 0,1 M 60ml
· Na2S2O3 0,1M 60ml
· H2O2 15ml
· NaCl 4 tetes
· FeCl3 4 tetes
· Batu pualam (padat dan serbuk) 2 gram
Prosedur dan PengamatanProsedur Pengamatan
1. Pengaruh Konsentrasi
Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu mengisi masing-masing tabung dengan pita magnesium. Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung pertama, HCl 1 M pada tabung kedua, HCl 2 M pada tabung ketiga, dan HCl 3 M pada tabung keempat. Mengamati keempatnya, mencatat waktu yang dibutuhkan sampai reaksi berhenti. Pita magnesium yang digunakan masing-masing berukuran 3x3 mm. Pada tabung pertama, reaksi berjalan lambat dengan waktu 6342 detik. Pada tabung kedua, reaksi berjalan agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada tabung ketiga, reaksi berlangsung sedang dengan waktu 183 detik. Sedangkan, pada tabung keempat, reaksi berlangsung cepat yaitu dalamw aktu 51 detik.
2. Pengaruh Suhu
Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1 M ke dalam 15ml larutan HCl 0,1 M yang ditaruh di atas kertas bertanda X. Mengamati sampai tanda X tidak terlihat dari atas. Kemudian, menaikkan suhu larutan Na2S2O3 menjadi 400C, 500C, dan 600C lalu mempraktikkan sama seperti Na2S2O3 yang tidak dipanaskan. Mengamati juga, sampai tanda X menghilang. Mencatat suhu awal dan akhir. Pada percobaan pertama, didapatkan suhu campuran sebesar 290C. laju reaksi berlangsung sangat lambat dengan waktu 888 detik. Pada suhu 400C, laju reaksi berlangsung lebih cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu 500C, laju reaksi tidak jauh dengan percobaan sebelumnya yaitu dalam waktu 96 detik. Pada suhu 600C, laju reaksi berlangsung paling cepat dengan waktu 66 detik. Warna akhir larutan yaitu putih pucat.
3. Pengaruh Luas Permukaan
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi tabung pertama dengan bongkahan batu pualam sebanyak 2 gram, lalu menambahkan 1ml HCl 2M. Mengisi tabung kedua dengan gerusan batu pualam sebanyak 2 gram, lalu menambahkan pula 1ml HCl 2M. Mengamati laju reaksi keduanya. Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai laju reaksi berhenti selama 1020 detik. Sedangkan, tabung kedua membutuhkan waktu 600 detik sampai laju reaksi berhenti.
4. Pengaruh Katalis
Menyiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian mengisi ketiganya dengan 5ml larutan H2O2. Tabung pertama sebagai pembanding. Menambahkan tabung kedua dengan NaCl 0,1 M 2 tetes. Menambahkan tabung ketiga dengan FeCl3 0,1 M 4 tetes. Mengamati ketiganya. Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung selama 2 jam, 1 menit, 3 detik. Pada tabung kedua selama 1 jam, 39 menit, 22 detik. Pada tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Faktor-faktor tersebut yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
Pada percobaan pertama dilakukan pengamatan faktor laju reaksi, yaitu konsentrasi, yang dilakukan dengan mereaksikan pita magnesium bersama HCl yang konsentrasinya berbeda-beda. Pada konsentrasi yang rendah, yaitu 0,5 M, laju reaksi berjalan sangat lambat. Semakin ditingkatkan konsentrasi HCl, laju reaksi semakin berjalan cepat, yaitu saat konsentrasi dinaikkan menjadi 1 M, 2 M, dan 3 M. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat pula, begitu juga sebaliknya. Suatu larutan dengan konsentrasi pekat mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil (encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin cepat pula laju reaksinya.
Pada percobaan kedua, dilakukan pengamatan terhadap suhu. Pencampuran antara HCl dengan Na2S2O3, sebanyak masing-masing 15 ml; 0,1 M, diperlukan wakt selama 14 menit 40 detik. Tetapi, saat suhu Na2S2O3 dinaikkan menjadi 400C, 500C, dan 600C ternyata memerlukan waktu lebih sedikit saat pencampuran HCl. Hal ini disebabkan karena suhu turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
Pada percobaan ketiga, dilakukan pengamatan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Berdasarkan percobaan, bongkahan batu pualam sebanyak 2 gram yang direaksikan degan HCl 2 M bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan batu pualam yang dihaluskan terlebih dahulu kemudian direaksikan dengan HCl. Berdasarkan teori, bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk zat padat memiliki luas permukaan yang lebih besar. Suatu zat akan bereaksi hanya jika zat tersebut bercampur dan terjadi tumbukan. Tumbukan tersebut terjadi antara luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul. Semakin luas permukaan suatu zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksipun akan berlangsung cepat.
Pada percobaan terakhir, dilakukan pengamatan katalis dalam laju reaksi. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Dalam percobaan digunakan katalis H2O2, dimana tabung pertama dijadikan standar yang tidak diperlakukan apa-apa lalu mulai terbentuk gelembung. Namun, setelah tabung H2O2 ditambahkan NaCl 0,1 M atau FeCl3 0,1 M, waktu reaksi berlangsung sangat kontras. Pada penambahan FeCl3 reaksi berhenti pada menit ke 7, detik ke 54. Namun, saat penambahan NaCl, reaksi berhenti pada jam ke 1, menit ke 39, detik ke 22. Hal ini mungkin disebabkan karena sifat katalis yang spesifik, yaitu hanya cocok pada substansi tertentu.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju rekasi yaitu:
· Konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi, maka laju rekasi sdmakin cepat. Semakin rendah konsentrasi, maka laju reaksi semakin lambat.
· Suhu. Peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi.
· Luas permukaan. Semakin luas permukaan, maka laju reaksi akan semakin cepat.
· Katalis. Katalis yang ditambahkan akan mempercepat laju reaksi.
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. KIMIA DASAR: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Oxtoby, dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Fileq.wordpress.com/2012/02/25/laporan-laju-reaksi/ diakses tanggal 12 April 2012.
Scribd.com/doc/40737371/laporan-laju-reaksi/ diakses tanggal 12 April 2012.
Tanggal Percobaan: 7 April 2012
Tujuan Percobaan: Mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Dasar Teori
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerus seiring dengan perubahan konsentrasi. (Chang, 2005)
Laju (atau kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi persatuan waktu. (Petrucci, 1987) Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah pelarut. Semakin banyak zat terlarut, maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. suatu larutan dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsentrasi tinggi, memungkinkan tumbukan yang terjadi akan lebih banyak, sehingga membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan lebih cepat terbentuk.
Suhu. Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihi energi aktivasi. Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan diharapkan hal tersebut sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia. (Petrucci, 1987)
Luas permukaan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakin kecil luas permukaan, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi semakin lambat. Begitupun sebaliknya. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kimia secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi, dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya, membuat lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedkit. (Oxtoby, 2001)
Alat dan Bahan
Alat:
· Tabung reaksi 6 buah
· Kaki tiga 1 buah
· Rak tabung reaksi 3 buah
· Penjepit tabung reaksi 1 buah
· Gelas ukur 6 buah
· Gelas kimia 6 buah
· Pipet tetes 5 buah
· Spatula 1 buah
· Statif dan ring 1 buah
· Pembakar spirtus 1 buah
· Neraca O-hauss 1 buah
· Batang pengaduk 1 buah
· Kawaat kasa 1 buah
· Thermometer 1 buah
· Lumpang dan alu 1 buah
· Stopwatch 1 buah
Bahan:
· Pita magnesium 4 buah
· HCl 0,5M; 1M; 2M; DAN 3M
· HCl 0,1 M 60ml
· Na2S2O3 0,1M 60ml
· H2O2 15ml
· NaCl 4 tetes
· FeCl3 4 tetes
· Batu pualam (padat dan serbuk) 2 gram
Prosedur dan PengamatanProsedur Pengamatan
1. Pengaruh Konsentrasi
Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu mengisi masing-masing tabung dengan pita magnesium. Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung pertama, HCl 1 M pada tabung kedua, HCl 2 M pada tabung ketiga, dan HCl 3 M pada tabung keempat. Mengamati keempatnya, mencatat waktu yang dibutuhkan sampai reaksi berhenti. Pita magnesium yang digunakan masing-masing berukuran 3x3 mm. Pada tabung pertama, reaksi berjalan lambat dengan waktu 6342 detik. Pada tabung kedua, reaksi berjalan agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada tabung ketiga, reaksi berlangsung sedang dengan waktu 183 detik. Sedangkan, pada tabung keempat, reaksi berlangsung cepat yaitu dalamw aktu 51 detik.
2. Pengaruh Suhu
Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1 M ke dalam 15ml larutan HCl 0,1 M yang ditaruh di atas kertas bertanda X. Mengamati sampai tanda X tidak terlihat dari atas. Kemudian, menaikkan suhu larutan Na2S2O3 menjadi 400C, 500C, dan 600C lalu mempraktikkan sama seperti Na2S2O3 yang tidak dipanaskan. Mengamati juga, sampai tanda X menghilang. Mencatat suhu awal dan akhir. Pada percobaan pertama, didapatkan suhu campuran sebesar 290C. laju reaksi berlangsung sangat lambat dengan waktu 888 detik. Pada suhu 400C, laju reaksi berlangsung lebih cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu 500C, laju reaksi tidak jauh dengan percobaan sebelumnya yaitu dalam waktu 96 detik. Pada suhu 600C, laju reaksi berlangsung paling cepat dengan waktu 66 detik. Warna akhir larutan yaitu putih pucat.
3. Pengaruh Luas Permukaan
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi tabung pertama dengan bongkahan batu pualam sebanyak 2 gram, lalu menambahkan 1ml HCl 2M. Mengisi tabung kedua dengan gerusan batu pualam sebanyak 2 gram, lalu menambahkan pula 1ml HCl 2M. Mengamati laju reaksi keduanya. Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai laju reaksi berhenti selama 1020 detik. Sedangkan, tabung kedua membutuhkan waktu 600 detik sampai laju reaksi berhenti.
4. Pengaruh Katalis
Menyiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian mengisi ketiganya dengan 5ml larutan H2O2. Tabung pertama sebagai pembanding. Menambahkan tabung kedua dengan NaCl 0,1 M 2 tetes. Menambahkan tabung ketiga dengan FeCl3 0,1 M 4 tetes. Mengamati ketiganya. Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung selama 2 jam, 1 menit, 3 detik. Pada tabung kedua selama 1 jam, 39 menit, 22 detik. Pada tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Faktor-faktor tersebut yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
Pada percobaan pertama dilakukan pengamatan faktor laju reaksi, yaitu konsentrasi, yang dilakukan dengan mereaksikan pita magnesium bersama HCl yang konsentrasinya berbeda-beda. Pada konsentrasi yang rendah, yaitu 0,5 M, laju reaksi berjalan sangat lambat. Semakin ditingkatkan konsentrasi HCl, laju reaksi semakin berjalan cepat, yaitu saat konsentrasi dinaikkan menjadi 1 M, 2 M, dan 3 M. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat pula, begitu juga sebaliknya. Suatu larutan dengan konsentrasi pekat mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil (encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin cepat pula laju reaksinya.
Pada percobaan kedua, dilakukan pengamatan terhadap suhu. Pencampuran antara HCl dengan Na2S2O3, sebanyak masing-masing 15 ml; 0,1 M, diperlukan wakt selama 14 menit 40 detik. Tetapi, saat suhu Na2S2O3 dinaikkan menjadi 400C, 500C, dan 600C ternyata memerlukan waktu lebih sedikit saat pencampuran HCl. Hal ini disebabkan karena suhu turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
Pada percobaan ketiga, dilakukan pengamatan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Berdasarkan percobaan, bongkahan batu pualam sebanyak 2 gram yang direaksikan degan HCl 2 M bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan batu pualam yang dihaluskan terlebih dahulu kemudian direaksikan dengan HCl. Berdasarkan teori, bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk zat padat memiliki luas permukaan yang lebih besar. Suatu zat akan bereaksi hanya jika zat tersebut bercampur dan terjadi tumbukan. Tumbukan tersebut terjadi antara luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul. Semakin luas permukaan suatu zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksipun akan berlangsung cepat.
Pada percobaan terakhir, dilakukan pengamatan katalis dalam laju reaksi. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Dalam percobaan digunakan katalis H2O2, dimana tabung pertama dijadikan standar yang tidak diperlakukan apa-apa lalu mulai terbentuk gelembung. Namun, setelah tabung H2O2 ditambahkan NaCl 0,1 M atau FeCl3 0,1 M, waktu reaksi berlangsung sangat kontras. Pada penambahan FeCl3 reaksi berhenti pada menit ke 7, detik ke 54. Namun, saat penambahan NaCl, reaksi berhenti pada jam ke 1, menit ke 39, detik ke 22. Hal ini mungkin disebabkan karena sifat katalis yang spesifik, yaitu hanya cocok pada substansi tertentu.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju rekasi yaitu:
· Konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi, maka laju rekasi sdmakin cepat. Semakin rendah konsentrasi, maka laju reaksi semakin lambat.
· Suhu. Peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi.
· Luas permukaan. Semakin luas permukaan, maka laju reaksi akan semakin cepat.
· Katalis. Katalis yang ditambahkan akan mempercepat laju reaksi.
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. KIMIA DASAR: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Oxtoby, dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Fileq.wordpress.com/2012/02/25/laporan-laju-reaksi/ diakses tanggal 12 April 2012.
Scribd.com/doc/40737371/laporan-laju-reaksi/ diakses tanggal 12 April 2012.
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentarnya