Mengukur besar hambatan listrik yang belum diketahui ialah metoda "Jembatan Wheatstone".
Mengukur besarnya hambatan listrik yang belum diketahui dengan metoda "Jembatan Wheatstone" pada dasarnya
ialah membandingkan besar hambatan yang belum diketahui dengan besar hambatan listrik yang sudah diketahui
nilainya. Gambar 2 menunjukkan prinsip dari rangkaian listrik Jembatan Wheatstone.
Keterangan :
E : sumber tegangan listrik searah.
S : penghubung arus.
G : galvanometer.
RG : hambatan geser (rheo stat).
R1 dan R2 : hambatan listrik yang diketahui nilainya.
Rb : bangku hambatan.
X : hambatan yang akan ditentukan nilainya.
E : sumber tegangan listrik searah.
S : penghubung arus.
G : galvanometer.
RG : hambatan geser (rheo stat).
R1 dan R2 : hambatan listrik yang diketahui nilainya.
Rb : bangku hambatan.
X : hambatan yang akan ditentukan nilainya.
Setelah S ditutup, dalam rangkaian akan ada arus listrik. Jika jarum dari galvanometer G mengalami
penyimpangan berarti ada arus listrik yang melalui galvanometer G, berarti juga antara titik
C dan titik D ada beda potensial.
Dengan mengubah-ubah besarnya hambatanRb, R1
dan juga R2, dapat diusahakan sehingga galvanometer G tidak
dilalui arus lagi, yang berarti potensial titik C dan titik D sama. Karena itu arus yang melalui
R1 dan R2 sama, misalnya
i1. Demikian juga arus yang melalui Rb
dan X sama misalnya i2.
Dengan menggunakan hukum Ohm, dapat diperoleh nilai dari X yang dinyatakan dengan R1,
R2 dan Rb sebagai berikut :
Untuk menyederhanakan rangkaian dan mempermudah pengukuran hambatan R1
dan hambatan R2 antara A dan B dapat digantikan dengan kawat
lurus yang serba sama dan panjangnya L.
Untuk menambah ketelitian pengukuran pada rangkaian dapat ditambahkan komutator K yang dapat
digunakan untuk membalikkan arah arus dalam rangkaian. Pada kawat hambatan dapat digeser-geserkan
kontak geser C untuk mengubah-ubah besarnya hambatan RAC
dan RCB.
Dengan mengeser-geserkan kontak geser C pada kawat hambatan AB atau dengan mengubah-ubah
Rb, dapat dicapai keadaan hingga potensial titik C sama dengan
potensial titik D, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh tidak menyimpangnya jarum dari galvanometer
G. Jika hal ini telah dicapai, maka X dapat dinyatakan dengan persamaan :
Dengan mengukur panjang L1 (panjang kawat AC) dan L2 =
L - L1 (panjang kawat CB) maka jika R telah diketahui besarnya
hambatan X dapat dihitung dengan persamaan (2)
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentarnya